Jumat, 13 Agustus 2021

Aqidah Akhlak XII MA


Tugas XII MA 5 September 2020

1. Buka LKS Materi tentang marah

2. Baca materi marah 

3. buat tiga soal tentang marah kemudian kirim wa k saya

4. selamat membaca dan mengerjakan 




















































Pertemuan Sabtu 29 Agustus 2020

UKHUWWAH

 

1.             Pengertian Ukhuwwah

Ukhuwah (brotherhood) biasa diartikan sebagai “persaudaraan”. Ukhuwah dalam konteks bahasa Indonesia, memiliki arti sempit seperti saudara kandung dan dalam pengertian yang luas, ukhuwah adalah suatu sikap yang mencerminkan rasa persaudaraan, kerukunan, persatuan dan solidaritas yang dilakukan seseorang terhadap orang lain atau suatu kelompok pada kelompok lain dalam interaksi sosial.

 إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (١٠)

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara, sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat : 10)

 Munculnya sikap ukhuwah dalam kehidupan masyarakat disebabkan adanya dua hal, yaitu :
a.     Adanya persamaan
b.    Adanya kebutuhan yang dirasakan hanya dapat dicapai dengan melakukan kerja sama
 
2.             Macam-macam Ukhuwah
a.    Ukhuwah keagamaan/ Ukhuwa islamiyah
Adalah ukhuwah yang tumbuh dan berkembang karena persamaan keimanan atau keagamaan. .  dasar konsep antara lain :
فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَنُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
“jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat. Maka (mereka) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.” (QS. At Taubah : 11)
المؤمن للمؤمن كالبنيان يشدّ بعضه بعضا . رواه البخاري
“Orang mukmin terhadap orang mukmin lainnya adalah laksana bangunan. Sebagian menguatkan sebagian yang lain.” (HR. Bukhari)
 
Ukhuwah keagamaan tampak sekali menjadi prioritas Nabi saw ketika pertama kali hijrah ke Madinah. Pada saat petama kali rombongan sahabat dari Makkah (Muhajirin) tiba, pada saat itu pula Nabi saw langsung mengikatkan tali persaudaraan mereka kepada orang-orang mukmin yang ada di Madinah (Anshar), sehingga terikat tali ukhuwah keagamaan yang kuat antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Mereka sama-sama Islam, sama-sama menjalankan ibadah yang diajarkan dalam Islam seperti sholat, puasa, zakat dan lain-lain, mereka juga sama-sama berjihad di jalan Allah dan sama-sama mengorbankan jiwa hartanya di jalan Allah, sebagaimana firman Allah :
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوْا وَنَصَرُوا أُولَئِكَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ (٧٢)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang Muhajirin), mereka satu sama lain lindung melindungi.” (QS. Al Anfal : 72)
 
Ukhuwah Islamiyah tidak dibatasi oleh wilayah, kebangsaan atau ras sebab seluruh umat Islam di dunia dimanapun mereka berada adalah bersaudara.
 
8 Prinsip ukhuwah Islamiyah (fi din al-Islam) antara lain :
1.    Ukhuwah Islamiyah ditegakkan atas aqidah yang mantap,(kalimat sahadat)
2.    Al tasamuh fi al ikhtilaf (toleransi dalam setiap perbedaan)
3.    At ta’awun (saling menolong antar sesama)
4.    Al tawazun (sikap seimbang antara semua bidang)
5.    Al tawassuth (bersikap sederhana dan tidak memihak)
6.    Al wahdan wa ittishal (integritas dan konsolidasi di semua bidang)
7.    Memandang Islam sebagai rohmatal lil ‘alamin
8.    Membentuk pemerintahan yang Islami  
 
b.             Ukhuwah kebangsaan/Wathoniyah
Adalah ukhuwah yang tumbuh dan berkembang atas dasar nasionalisme. Dapat diterjemahkan bahwa Islam mengajarkan persaudaraan sebagai bangsa walaupun berbeda agama. Dalam al Qur’an dijelaskan bahwa perbedaan adalah hukum yang berlaku dalam kehidupan ini. Selain perbedaan tersebut merupakan kehendak Allah, perbedaan juga demi kelestarian hidup sekaligus demi mencapai tujuan kehidupan makhluk di dunia ini. Allah berfirman :
وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ (٤٨)
“Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah menguji kamu terhadap peberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.” (QS. Al-Maidah :48)
Keberadaan ukhuwah dalam kehidupan sosial khususnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah sebuah kondisi yang diperlukan untuk menciptakan partisipasi masyarakat dalam proses pencapaian tujuan bersama. Konsep ukhuwah kebangsaan ini sudah Rasulullah saw ajarkan pada peristiwa piagam madinah.
 
Beberapa konsep mendasar dari ukhuwah masyarakat madani yang dibangun oleh Rasulullah saw :
1)            Egalitarisme
2)            Penghargaan kepada orang berdasarkan pada prestasi, bukan kesukuan, keturunan, ras dll
3)            Keterbukaan partisipasi seluruh anggota masyarakat
4)            Penegakan hukum dan keadilan
5)            Toleransi dan pluralism
6)            Musyawarah
Dalam mewujudkan masyarakat tersebut, tentu saja dibutuhkan manusia yang secara pribadi berpandangan hidup dengan semangat ukhuwah kebangsaan. Ukhuwah kebangsaan merujuk pada firman Allah :
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ (١٥٩)
“Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orag-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran : 159)
Ukhuwah kebangsaan akan terwujud secara sempurna apabila setiap masyarakat memiliki sikap yang sama walaupun dalam perbedaan, sikap-sikap tersebut adalah :
a.    Akomodatif; adanya kesediaan untuk saling memahami pendapat, aspirasi  sesama
b.    Selektif; adanya sikap kritis untuk menganalisa dan memilih yang terbaik dan lebih memberi maslahat serta memberi manfaat dari beberapa alternative yang ada
c.     Integrative; kesediaan untuk menyesuaikan dan menyelenggarakan berbagai macam kepentingan dan aspirasi secara benar, adil dan proporsional.
 
 
 
c.              Ukhuwah Insaniyah/Basyariyah
yaitu ukhuwah yang tumbuh dan berkembang atas dasar kemanusiaan.
Ayat yang mendasari ukhuwah Insaniyah adalah
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا يَسْخَرْ قَومٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلا تَنَابَزُوا بِالألْقَابِ بِئْسَ الاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الإيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (١١)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merenahkan sekumpulan yang lain, boleh jadi yang direndahkan itu lebi baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelar yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, mereka itulah orag-orang yang dzalim.” (QS. Al-Hujarat : 11)
 
3.             Pendekatan Ukhuwah
empat prinsip dasar ukhuwah, yaitu
a.              Ta’aruf adalah usaha saling mengenal sesama manusia, baik secara batiniah maupun lahiriyah.
b.              Tafahum artinya saling memahami kelebihan atau kekurangan sesama.
c.               Ta’aawun berarti saling menolong (tolong menolong).
d.              Tafakul adalah saling menjamin atau saling menjaga, sehingga melahirkan rasa aman.
 
4.             Nilai-nilai Positif Ukhuwah
·      Memberitahukan rasa cinta kepada yang kita cinta
·      Menunjukkan kegembiraan dan senyuman apabila berjumpa
·      Memohon di do’akan apabila berpisah
·      Berjabat tangan apabila berjumpa (tidak berlaku bagi yang bukan muhrim)
·      Melaksanakan silaturrahmi
·      Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu
·      Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya
·      Memenuhi hak ukhuwah saudaranya
·      Mengucapka selamat berkenaan pada saat-saat keberhasilan
 



Ulangan harian aqidah akhlaq XII MA




















Pertemuan pertama UH 8 Agustus 2020

ulangan harian Aqidah XII MA

Pertemuan kedua 15 Agustus 2020 

 Ulangan harian Aqidah XII MA

Pertemuan Ketiga 22 Agustus 2020

 MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI

 

AMAL SALIH
1.     Pengertian amal saleh
Amal soleh menurut bahasa diartikan sebagai perbuatan baik yang mendatangkan pahala, atau sesuatu yang dilakukan dengan tujuan berbuat baik terhadap masyarakat atau sesama manusia.
Secara istilah amal soleh adalah perbuatan bersungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah atau menunaikan kewajiban agama yang dilakukan dalam bentuk berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau sesama manusia.
Mahmud Syaltut berpendapat amal soleh adalah tiap perbuatan yang mendatangkan kebaikan untuk diri sendiri, kaum, keluarga dan kemaslahatan umat manusia. Adapun amalan buruk adalah segala perbuatan yang mendatangkan kejahatan, kemudaratan, kerusakan, bencana dan lain-lain.
Sedangkan Sayyid Rasyid Ridha berpendapat tentang amal soleh sebagai berikut :
1.      Bukan kemuliaan seseorang yang berkata: sesungguhnya agama saya lebih mulia, lebih sempurna, lebih benar dan lebih meyakinkan dan seterusnya, namun hanya sebagai selogan dan buah bibir saja, tetapi tidak diamalkan.
2.      Sudah menjadi sunnatullah, menjadi hukum Illahi, bahwa setiap perbuatan yang jahat akan diberi ganjaran dan sebaliknya.
3.      Orang-orang yang mengerjakan amal kebaikan itu dibalut dengan iman yang teguh, mereka itu dinamakan orang-orang yang beramal yaitu orang-orang yang percaya kepada Allah dan hari akhirat, yang akan masuk surga maka mereka tidak akan dirugikan sedikitpun dari pahala amal yang mereka kerjakan.
2.     Membiasakan berperilaku amal soleh dalam kehidupan sehari-hari
Membiasakan beramal soleh dalam kehidupan sehari-hari adalah sebuah keharusan. Maka kita harus mengetahui prinsip-prinsip amal saleh antara lain :
a.      Niat yang lurus
b.     Ada manfaat
c.      Benar prosesnya
Perbuatan amal saleh secara umum meliputi semua perbuatan yang baik, perbuatan yang mendatangkan kedamaian, perbuatan yang membuat orang merasa senang dan nyaman. Tetapi dalam pembahasan ini akan kita bahas amal soleh disiplin, yaitu disiplin dalam beribadah dan disiplin dalam bekerja.
a.      Disiplin dalam beribadah
b.     Disiplin dalam bekerja
 
3.     Ciri-ciri Orang Yang Beramal Soleh
1.      Selalu memperbaiki hubungan dengan Allah melalui amal soleh
2.      Selalu memperbaiki agamanya dengan beramal soleh
3.      Selalu ikhlas dan sabar dalam segala hal
 
4.     Nilai-nilai Positif Beramal Soleh
a.       Menghargai Waktu
b.      Membawa Kebahagiaan
 
TOLERANSI
1.     Pengertian Toleransi
Kata toleransi berasal dari bahasa latin tolerare yang berarti berusaha untuk tetap bertahan hidup, tinggal atau berinteraksi dengan sesuatu yang sebenarnya tidak disukai atau disenangi. Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata toleransi berarti sifat atau sikap toleran. Kata toleran sendiri di definisikan sebagai bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.
Toleransi dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat.
 
Dalam bahasa Arab, istilah toleransi dikenal dengan tasamuh yang berarti kemuliaan, lapang dada, ramah dan suka memaafkan.  Secara umum, konsep tasamuh mengandung makna kasih sayang (ar-Rahmah), keadilan (al-‘Adalah), keselamatan (al-Salam) dan ketauhidan (al-Tauhid). Konsep-konsep tersebut memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya, konsep tersebut merupakan ciri khas Islam yang membedakan toleransi persfektif Islam dengan lainnya.
 
2.     Toleransi Menurut Al Qur’an dan Sunnah
Dalam Islam, toleransi berlaku bagi semua orang, baik sesama muslim maupun non muslim. Yusuf Qardhawi dalam bukunya Ghair al-Muslimin fii al-Mujtama’ al-Islami menyebutkan ada empat faktor utama yang menyebabkan toleransi yang unik selalu mendominasi perilaku umat Islam terhadap non Muslim, yaitu :
a.       Keyakinan terhadap kemuliaan manusia, apapun agamanya, kebangsaannya dan keukunannya.
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلا (٧٠)
“Dan sesungghnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al-Isra’ : 70)
 
b.      Perbedaan bahwa manusia dalam agama dan keyakinan merupakan realitas yang dikehendaki Allah swt yang telah memberi mereka kebebasan untuk memilih iman dan kufur.
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ (١١٨)
“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan mausia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat.” (QS. Hud : 118)
 
c.       Seorang muslim tidak dituntut untuk mengadili kekafiran seseorang atau menghakimi sesatnya orang lain. Allah sajalah yang akan menghakiminya nanti.
وَإِنْ جَادَلُوكَ فَقُلِ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا تَعْمَلُونَ (٦٨)اللَّهُ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ (٦٩)
“Dan jika mereka membatah kamu, maka katakanlah:’Allah lebih mengetahui tentang apa yang kamu kerjakan’. Allah akan mengadili diantara kamu paa hari kiamat tentan apa yang kamu dahulu selalu berselisih padanya.” (QS. Al-Hajj : 68-69)
 
d.      Keyakinan bahwa Allah swt memerintahkan untuk berbuat adil dan mengajak kepada budi pekerti mulia meskipun kepada orang musyrik. Allah juga mencela perbuatan zalim meskipun terhadap kafir.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (٨)
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat dengan taqwa, dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Maidah : 8)
 
 
3.     Ciri-ciri orang yang berperilaku Toleransi
Beberapa kriteria orang yang membiasakan diri berperilaku toleransi, diantaranya adalah :
a.       Memahami dalam kehidupan ini selalu terdapat perbedaan
b.      Tidak menjadikan perbedaan sebagai masalah
c.       Menerima saran dan kritik dari orang lain
d.      Menerima nasehat orang lain
e.       Tidak sombong
f.        Tidak egois
g.       Tidak memaksakan kehendak
h.      Tidak meremehkan orang lain.
 
4.     Nilai-nilai positif Toleransi
Nilai-nilai positif toleransi adalah
1.      Menjalin ukhuwah, persatuan dan kesatuan dalam bermasyarakat
2.      Menciptakan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat
3.      Menimbulkan sikap saling menghormati antar sesame
4.      Menciptakan rasa aman, tentram, tenang dan damai dalam masyarakat
5.      Meghilangkan hasud, fitnah, kebencian, dendam dan permusuhan
 
MUSAWAH
1.     Pengertian Musawah
Secara bahasa musawwah adalah persamaan. Sedangkan secara istilah musawwah adalah persamaan dan kebersamaan serta penghargaan terhadap sesama manusia sebagai makhluk Tuhan.
Musawah juga dapat diartikan dengan persamaan derajat, artinya sikap seseorang yang memandang dirinya sama atau sejajar dengan orang lain. Bagaimanapun, dalam kehidupan ini selalu ada perbedaan, akan tetapi perbedaan tersebut tidak lebih dari sekedar penanda identitas antara satu dan yang lainnya.
 
2.     Membiasakan Berperilaku Musawwah dalam Kehidupan Sehari-hari
Sikap musawah sangat diperlukan dalam berbagai bidang keilmuan, karena dengan demikian setiap memutuskan sebuah kebenaran maka kita akan besifat relatif tidak berdasarkan ketentuan atau kedudukan tertentu. Pada dasarnya manusia memiliki dua pilihan status. Pertama, status karena ikatan primodial yaitu ikatan yang diperoleh melalui asal usul keturunan, warna kulit dan suku bangsa. Status yang pertama ini tidak dapat digunakan sebagai tolak ukur prestasi seseorang. Kedua, status yang diperoleh dari hasil kemampuan dan usahanya sendiri. Status yang kedua ini, kemudian melahirkan sikap berkompetisi dalam kebaikan (fastabiqul khairat).
 
3.     Ciri-ciri Orang yang Berperilaku Musawah
Orang yang memiliki sifat musawwah dapat dilihat dari tingkah lakunya setiap hari, diantaranya adalah:
a.       Tidak sombong
b.      Menghargai karya orang lain
c.       Menghargai kedudukan dan profesi orang lain
d.      Menerima kritikan sebagai saran yang membangun
e.       Tidak merasa paling benar
f.        Menyadari kekurangan dirinya dan menerima kekurangan orang lain 
 
4.     Nilai-nilai Positif Musawah
Nilai-nilai positif orang yang berperilaku musawwah diantaranya adalah :
a.       Terciptanya hidup yang damai dan tentram
b.      Terciptanya kehidupan yang harmonis karena sikap saling menghargai
c.       Terhindar dari perbuatan memaksakan kehendak
d.      Terhindar dari sikap diskriminasi


Ulangan harian 22 Agustus 2020 

UH Aqidah XII MA         

Soal Tryout UAMNUBK MA

 soal aqidah  Soal Try out Aqidah Akhlak UAMNUBK MA