Selasa 27 Juli 2021
Ragam Sifat tercelah
A.
Hoaks
1.
Pengertian Hoaks
Hoaks adalah berita bohong. Menyebarkan hoaks
merupakan sikap tercela yang sering terjadi di zaman modern ini. Seringkali
hoaks dibuat untuk menggiring pikiran manusia pada pandangan tertentu.
Pandangan yang akan menyesatkan manusia dan menjauhkan mereka dari kebenaran
berita. Orang yang menyebarkan hoaks ialah orang yang lemah imannya karena ia
tetap menyebarkan hoaks meskipun mengetahui bahwa hoaks akan menimbulkan
kekacauan atau karena ia tetap menyebarkan berita tanpa diklarifikasi
kebenarannya dahulu.
Adanya hoaks merugikan tiap orang baik
penyebarnya, sasarannya atau pun orang yang percaya dengan hoaksnya.
Penyebarnya akan dijuluki sebagai pendusta, sasarannya akan buruk namanya, dan
orang yang percaya dengan hoaks akan memiliki prasangka buruk pada sasaran
hoaks. Oleh karena itu sebagai manusia yang dengan dibekali akal, sangat
penting untuk kita berhati-hati dalam berbicara, tulus beribadah kepada Allah,
dan tidak mudah percaya dan menyebarkan berita yang
belum terbukti kebenarannya. Allah Swt.
berfirman:
“Sesungguhnya jika
tidak berhenti orang-orang
munafik, orang-orang yang
berpenyakit dalam hatinya dan orang-orang
yang menyebarkan kabar bohong di Madinah
(dari menyakitimu), niscaya
Kami perintahkan kamu (untuk memerangi)
mereka, kemudian mereka tidak menjadi
tetanggamu (di Madinah) melainkan dalam waktu yang sebentar, (QS. al-Aḥzāb
[33]:60)
Hoaks bukanlah masalah yang baru dalam Islam.
Hoaks pernah terjadi pada zaman Rasulullah. Hal itu terlihat pada kabar bohong
yang ditimpakan kepada Siti ‘Aisyah, istri Rasulullah..
2.
Hoaks dalam Islam
Islam melarang menyebarkan berita yang belum
terbukti kebenarannya karena akan menimbulkan fitnah di mana-mana. Hoaks akan
menjadikan seseorang menjadi tidak dipercaya lagi di masyarakat. Oleh karena
itu hoaks harus benar-benar dijauhi oleh semua orang. Di antara bahaya hoaks adalah
a. Menyebabkan
kepanikan masyarakat
Ketika mendengar suatu kabar, harusnya
masyarakat membaca dan memahami kabar tersebut sebelum menyebarkannya. Butuh
usaha untuk mengatakan bahwa kabar tersebut adalah benar. Akan tetapi, banyak
orang yang malas memahami kabar yang muncul. Mereka hanya menggerakkan jempol
pada perintah “share” sesaat setelah
mengetahui adanya berita yang muncul. Perilaku membagikan kabar yang belum
terverifikasi akan membuat kegaduhan pada orang-orang yang ada di sekitarnya.
Kabar itu akan menimbulkan kepanikan-kepanikan sehingga berujung berbagai aksi
kepada sasaran hoaks.
b. Meretaknya
hubungan masyarakat
Dengan adanya hoaks tentang seseorang atau
kelompok tertentu, beberapa orang dan kelompok lainnya akan memiliki stigma
negatif sesuai dengan hoaks yang disebarkan. Hal tersebut akan merenggangkan
hubungan baik dalam masyarakat.
c. Membuang
waktu dan harta dengan sia-sia
Seseorang yang mencintai hoaks akan merelakan
waktu dan hartanya mengalir dengan sia-sia. Ia
mengorbankan waktu dan hartanya bukan untuk mencari keridhaan Allah
melainkan hanya untuk bersenang-senang saja. Dengan adanya hoaks, dia rela
menyisihkan waktu dan hartanya untuk melakukan aksi yang merupakan kelanjutan
dari adanya hoaks..
d. Dibenci oleh
Allah Swt.
Allah mencintai kebaikan dan sangat membenci
keburukan salah satunya yaitu penyebaran hoaks. Tidak akan ada kenyamanan bagi
seorang yang
hidupnya hanya menyebarkan kebohongan. Bagi
mereka adalah dosa yang amat berat kecuali bila mereka bertaubat dan tidak
mengulangi perbuatannya.
Dengan banyaknya bahaya hoaks ini, kita
memerlukan cara untuk menghindari perilaku menyebarkan hoaks. Beberapa caranya
di antaranya adalah:
a.
Meningkatkan ketaatan kepada Allah
Hamba yang taat akan selalu berpegang teguh
pada ajaran Allah. Ia akan memgedepankan prasangka baik daripada prasangka
buruk kepada orang lain. ia juga tidak akan berbicara dan bertindak buruk
kepada orang lain. Oleh karena itu, ia tidak akan mudah mempercayai kabar-kabar
yang muncul, apalagi kabar yang dibuat-buat untuk merendahkan derajat seseorang
atau kelompok.
b.
Menyaring Informasi
Apabila mendengar suatu informasi dari orang
lain hendaknya kita mengklarifikasi kebenaran informasi itu sebelum menyebarkannya.
Kita bisa memahami suatu berita dan membandingkannya dengan berita yang sama
dari portal berita yang lain. Selain membandingkannya, kita bisa juga melihat
bagaimana track record portal berita
yang menyebarkan berita tersebut
sehingga kualitas berita dalam portal berita tersebut.
c.
Menyibukkan dengan hal positif
Cara menghindari hoaks juga bisa dilakukan
dengan menyibukkan diri dengan hal positif. Seperti seorang yang sibuk dengan
hobinya, ia tidak akan membuang waktunya untuk urusan-urusan lain di luar hobinya.
B.
Adu Domba
1.
Pengertian
Adu Domba
Adu domba juga disebut dengan namīmah. Dalam KBBI, adu domba adalah
menjadikan berselisih di antara pihak yang sepaham. Menurut al-Baghawi, adu
domba adalah mengutip suatu perkataan dengan tujuan untuk mengadu antara
seseorang dengan si pembicara. Menurut Imam al-Ghazali, adu domba adalah
mengungkapkan sesuatu yang tidak suka untuk diungkap baik oleh orang yang
mengungkapkan, orang yang diungkap, atau pun orang yang mendengar ungkapan
tersebut, baik yang berupa perkataan maupun perbuatan, baik berupa aib atau pun
pujian. Rasulullah Saw. bersabda:
“Dari Abdullah bin Mas’ud, sesungguhnya
Muhammad berkata, “Maukah kuberitahukan kepada kalian apa itu al’adhhu? Itulah
namimah, perbuatan menyebarkan berita untuk merusak hubungan di antara sesama
manusia”. (HR. Muslim)
Sikap adu domba bertujuan untuk merusak
hubungan manusia di mana hubungan baik akan berubah menjadi buruk, perselisihan
akan kerap terjadi, dan saling mengejek atau pun menghina akan semakin marak
diucapkan. Imam Nawawi berkata:
الن َمِيمَة نَقْل كَلَامِ الن َاسِ بَعْضِﻬِمْ إِلَى بَعْضٍ عَلَى جِﻬَةِ الْإِفْسَادِ بَيْنﻬمْ
“Para ulama menjelaskan namimah adalah
menyampaikan perkataan seseorang kepada orang lain dengan tujuan merusak
hubungan di antara mereka.”
2.
Adu Domba
dalam Islam
Islam melarang umatnya melakukan adu domba
karena menghancurkan hubungan yang sudah terbangun kokoh sehingga perintah
untuk saling mengenal dan saling berbuat baik akan ditinggalkan. Selain
hubungan yang akan hancur, adu domba akan memberikan beberapa dampak negatif
lainnya, yaitu
a. Mendapatkan
siksa dan dosa
Rasulullah Saw. mengajarkan sahabatnya untuk
tidak melakukan adu domba. Sikap itu akan membawa dosa dan siksa pada pelakunya
dan kehancuran bagi orang-orang yang diadu domba. Rasulullah Saw. bersabda:
ع “Dari Ibnu Abbas, ketika Rasulullah Saw.
melewati sebuah kebun di Madinah atau Makkah beliau
mendengar suara dua orang yang sedang disiksa
dalam
kuburnya. Nabi bersabda, “Keduanya sedang
disiksa dan tidaklah keduanya disiksa karena masalah yang sulit untuk
ditinggalkan”. Kemudian beliau kembali bersabda, “Mereka tidaklah disiksa
karena dosa yang mereka anggap dosa besar. Orang yang pertama tidak menjaga
diri dari percikan air kencingnya sendiri. Sedangkan orang kedua suka melakukan
adu domba”. (HR. Bukhari)
Selain pelaku adu domba akan mendapatkan
siksa dan dosa, ia tidak
ditempatkan pada surga. Rasulullah Saw.
bersabda: