Sikap terpuji
Ciri fastabikhul khoirot
a.
Memiliki niat
yang ikhlas. Manusia mengerjakan suatu hal pasti dibarengi dengan niat. Apabila
niat pekerjaannya baik, maka ia akan mendapatkan apa yang diniatkannya. Begitu
pula sebaliknya. Oleh karena itu, kita seyogyanya menata niat ketika hendak
berlomba-lomba dalam kebaikan. Contohnya adalah berkompetisi pidato dengan niat
dipandang istimewa oleh orang lain. Jika memenangkan kompetisi terebut, ia
hanya mendapatkan citra istimewa di mata orang lain. Lain halnya berkompetisi
pidato dengan niat menyebarkan ajaran dengan lawan bicara yang bermacam-macam.
Kalah atau pun menang tidak menjadi prioritas baginya. Sesuatu yang
dipikirkannya hanyalah mengembangkan potensi berdakwah dan mengetahui objek
dakwahnya.
b.
Antusias pada
kebaikan. Seorang yang dengan terbiasa dan senang hati melakukan kebaikan akan
terus menyebarkan kebaikan. Bahkan tanpa adanya perintah pun, ia tetap
menyebarkan kebaikan.
c.
Tidak merasa
cepat puas. Merasa cepat puas merupakan perasaan yang harus dihindari. Perasaan
ini menjadikan semangat dalam berbuat baik menurun. Merasa cepat puas akan
menyebabkan seseorang mengunggulkan masa lalunya dan tidak mencoba mendapatkan
hasil lebih baik lagi. Merasa cepat puas berbeda dengan bersyukur. Bersyukur
berarti berterima kasih atas hasil yang telah didapatkan dan tetap berusaha
lebih giat untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
2.
Makna Semangat Berlomba-Lomba dalam Kebaikan
Agama Islam menganjurkan kita untuk selalu berlomba
dalam kebaikan. Agama Islam tidak mengajarkan umat untuk berleha-leha,
melainkan untuk menjadi umat terdepan dalam melakukan kebaikan. Maka, begitu
seseorang mengaku sebagai hamba Allah, ia harus segera berusaha melakukan
kebaikan sebisa mungkin.
Islam juga memberikan motivasi untuk
mengedepankan berbuat kebaikan. Beberapa motivasi yang dapat mendorong
seseorang berbuat baik adalah sebagai berikut
a. Setiap muslim diperintahkan untuk berbuat
baik dan menebarkan kebaikan.
Kata fastabiqū
merupakan kata perintah untuk orang banyak. Kata tersebut memiliki arti
segerakanlah kalian semua. Maknaya kita diperintahkan untuk bersegera dalam
mencapai tujuan tertentu. Rasulullah Saw. bersabda:
“Bersegeralah
kamu sekalian untuk melakukan amal-amal yang shalih, karena akan terjadi suatu bencana yang menyerupai
malam yang gelap gulita dimana ada seseorang pada waktu pagi ia beriman tapi
pada waktu sore ia kafir, pada waktu sore ia beriman tapi pada waktu pagi ia
kafir, ia rela menukar agamanya dengan sedikit keuntungan dunia”. (H.R.
Muslim)
b. Manusia memiliki usia yang terbatas
Manusia adalah salah satu ciptaan Allah yang
diberi kehidupan sementara oleh-Nya. Tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan
ia akan meninggal dunia. Dengan umur yang tak bisa dikira-kira ini, kita
hendaknya tidak menunda-nunda dalam melakukan kebaikan. Atau jika tidak, sikap
menunda-nunda itu akan
“Tiap-tiap umat
mempunyai batas waktu ; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya” (QS. al-A’rāf [7]: 34)
c. Begitu banyak balasan bagi
orang-orang yang turut berkompetisi dalam kebaikan Berkompetisi dalam kebaikan
merupakan sikap positif yang harus dimiliki
oleh manusia. Benar-benar rugi bagi seseorang
yang meninggalkan sikap ini. Apalagi dengan alasan malas atau lebih
mementingkan diri sendiri daripada orang lain. Sikap berkompetisi dalam
kebaikan akan memperoleh balasan dari Allah berupa, 1) Allah akan bersama
dengan orang-orang yang berbuat baik. Lihat QS. an-Naḥl [16]: 128; 2)
Dijanjikan ridha Allah dan rasul-Nya serta kesenangan di akhirat. Lihat QS.
al-Ahzāb [33]: 29; 3) Allah akan mencintainya. Lihat QS. Ali ‘Imran [3]: 134;
4) Memperoleh rahmat Allah. Lihat QS. al-A’rāf [7]: 56; 5) Memperoleh pahala.
Lihat QS. at-Taubah [9]: 120; 6) Dimasukkan kedalam surga. Lihat QS. al-Mā`idah
[5]: 85.
Absensi Kelas XIIC MA